Buncis, siapa yang tak pernah mendengar dan mengenal tumbuhan ini? Untuk Anda para penyuka sayuran, Anda tentunya tidak abnormal dengan tumbuhan yang satu ini. Buncis yakni tumbuhan jenis polong-polongan ataupun leguminosa. Umumnya untuk kepingan yang dimanfaatkan pada tumbuhan ini yakni dibagian buah, biji, serta kepingan daunnya sebagai sayuran. Tanaman buncis yang mempunyai nama latin Phaseolus vulgaris ini mempunyai asal dari benua Amerika, lebih tepatnya di wilayah Amerika Selatan serta Amerika Tengah, kemudian menyebar luas ke belahan negara lain, salah satunya yakni negara Indonesia.
Buncis mempunyai 2 cara tumbuh, yakni tumbuh merambat serta tumbuh dengan posisi yang tegak. Tanaman buncis sendiri bisa tumbuh mencapai ketinggian 60-70 cm bila tumbuh di posisi tegak, serta bakal bisa tumbuh dengan ketinggian sekitar 3 meter bila tumbuh secara merambat, yang pastinya dibantu oleh tiang rambat. Buncis rambat juga diketahui bakal memberi hasil yang banyak, mengingat pertumbuhan cabang serta buku bunga buncis yang sedikit lebih banyak. Bunga dari buncis umumnya mempunyai warna putih serta bisa berkembang menjadi keunguan dikala berumur dewasa.
1. Persiapan Lahan
Tanah digemburkan dahulu menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm, kemudian pupuk bokasi bisa Anda tabuarkan dengan takaran 5 ton per ha, kemudian dibentuk bedengan dengan tinggi sekitar 25-30 cm, lebar dari bedengan sekitar 80-90cm, untuk jarak bedengan sekitar 50-60 cm. Jarak bedengan atau kalen berkhasiat untuk jalan diwaktu pemeliharaan atau perawatan maupuan pemanenan selain guna drainase. Permukaan bedengan dibuatkan melengkung, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Untuk ukuran mulsa plastik yang dipakai untuk 110-120 cm. Mulsa plastik ini mempunyai fungsi menjaga kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan hama gulma, serta juga mengurangi resiko serangan hama dan penyakit dan menjaga tingkat suhu tanah semoga tetap stabil.
2. Pemilihan Bibit
Pilihlah bibit buncis yang masih terlihat bagus, warna cerah, tidak kusut, tak berlubang. Pemilihan bibit yang sempurna akan bisa memudahkan perawatan serta menunjukkan hasil panen yang melimpah ruah.
3. Penanaman Bibit
Buatlah beberapa lubang pada bedengan berkisar 5-10cm dari tepian mulsa plastik, jarak antara lubang yakni 60 cm. Sebelum akan ditanami biji harus dicampur atau aduk dengan menggunakan insektisida Karbosulfan dengan tingkat takaran sebanyak 25g per 3kg bibit. Masukkan juga biji buncis kedalam lubang, 2 butir biji setiap lubang, selanjutnya tutup dengan menggunakan tanah.
BACA JUGA
4. Pemupukan Tanah
Ini dilakukan pada ketika sedang olah tanah sebelum bedengan dilakukan, semoga pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya yakni Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha. Lalu diberikan pupuk lanjutan yang dilakukan pada ketika tumbuhan berusia 7 – 30 hst, dengan cara gabungan air dan pupuk dikocorkan kelubang tumbuhan dengan menggunakan takaran 200 – 250 ml tiap lubang tanaman. Komposisinya yakni NPK 35 – 45 kg/ha, insektisida yang bahannya aktif karbofuran 7kg/ha. Pemupukan tersebut dikerjakan 1 ahad sekali. Guna pemupukan seminggu 2-4 kali, telah tak menggunakan insektisida. Berikan insektisida guna membasmi hama yang terdapat didalam tanah.
Untuk pemupukan selanjutnya dilakukan pada ketika tumbuhan umur berumur 35 hst serta seterusnya. Komposisinya yakni NPK 280 kg/ha ataupun gabungan Phonska + ZA 300 kg/ha. Untuk cara pemupukannya yakni tanah ditugal sedalam 5cm pupuk dimasukkan kedalam lubang kemudian ditutup dengan menggunakan tanah. Jarak pupuk dengan batang tumbuhan buncis sekitar 5 cm. Pemupukan sendiri bisa dilakukan dengan interval selama 10 – 15 hari.
5. Pemeliharaan dan Perawatan
Penyiangan serta pencucian gulma dikerjakan 2 ahad sekali. Untuk penyiraman dikerjakan 1 ahad sekali dan sehabis proteksi pupuk ataupun apabila tanah bedengan nampak kering. Cara penyiraman yakni parit dialiri air seperempat dari tinggi bedengan, kemudian segera buang air penyiraman semoga bedengan cepat tiris guna menjaga tingkat kelembapan tanah. Pemasangan tajuk dikerjakan dikala tumbuhan berusia 10 hst. Tinggi dari tajuk sekitar 150 – 200 cm semoga batang serta daun bisa berkembang secara leluasa. Anda sanggup memasangkan tali gawar atau sering disebut tali salaran guna menghubungkan antar tajuk guna perambatan tanaman.
6. Daftar Hama Penyakit Penyerang Buncis
- Hama Ulat Polong
Ulat penggerek polong ini mempunyai berkepala hitam ini mula-mula mampunyai badan yang warnanya hijau pucat, kemudian jadi kemerahan. Tubuh ulat polong bentuknya silindris dengan panjang berkisar 15 mm.
- Hama Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun ini mempunyai badan yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning hingga putih buram. Ulat selanjutnya menjadi kepompong serta jadinya menjadi ngengat dengan sayap warnanya kuning berbercak hitam.
- Hama Kutu Daun
Kutu daun atau disebut Aphis gossypii mempunyai warna hijau bau tanah hingga hitam ataupun kuning cokelat. Hama ini sering menghasilkan embun madu jadi sering dikerumuni semut. Kutu ini sanggup merusak tumbuhan dengan mengisap cairan yang ada pada tanaman.
- Penyakit Embun Tepung
Penyakit embun tepung bisa diakibatkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan sendiri membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang bentuknya menyerupai tabung serta bundar telur.
- Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium bisa diakibatkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.phaseoli. Miseliumnya sanggup berupa benang yang warnanya putih. Cendawan bisa hidup di dalam tanah serta menginfeksi kepingan akar.
- Penyakit Hawar Daun
Penyakit hawar daun sering diakibatkan oleh basil Xanthomonas campestris. Bakteri tersebut masuk dan menyerang lewat luka bekas gigitan serangga, susukan dari hidatoda pada tepi daun, stomata, ataupun sistem perakaran tanaman.
7. Pemanenan Buncis
Tanaman buncis ini sudah mulai bisa Anda panen ketika tumbuhan sekitar 45 hst. Untuk buah yang siap dipetik warnanya putih bersih, padat. Pemanenan bisa dilakukan dengan interval selama 2-3 hari. Pemanenan sendiri bisa dilakukan hingga sebanyak 20 x panen dalam 1 kali budidaya, bergantung juga pada jenis varietas serta cara perawatannya.
Buncis mempunyai 2 cara tumbuh, yakni tumbuh merambat serta tumbuh dengan posisi yang tegak. Tanaman buncis sendiri bisa tumbuh mencapai ketinggian 60-70 cm bila tumbuh di posisi tegak, serta bakal bisa tumbuh dengan ketinggian sekitar 3 meter bila tumbuh secara merambat, yang pastinya dibantu oleh tiang rambat. Buncis rambat juga diketahui bakal memberi hasil yang banyak, mengingat pertumbuhan cabang serta buku bunga buncis yang sedikit lebih banyak. Bunga dari buncis umumnya mempunyai warna putih serta bisa berkembang menjadi keunguan dikala berumur dewasa.
1. Persiapan Lahan
Tanah digemburkan dahulu menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm, kemudian pupuk bokasi bisa Anda tabuarkan dengan takaran 5 ton per ha, kemudian dibentuk bedengan dengan tinggi sekitar 25-30 cm, lebar dari bedengan sekitar 80-90cm, untuk jarak bedengan sekitar 50-60 cm. Jarak bedengan atau kalen berkhasiat untuk jalan diwaktu pemeliharaan atau perawatan maupuan pemanenan selain guna drainase. Permukaan bedengan dibuatkan melengkung, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Untuk ukuran mulsa plastik yang dipakai untuk 110-120 cm. Mulsa plastik ini mempunyai fungsi menjaga kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan hama gulma, serta juga mengurangi resiko serangan hama dan penyakit dan menjaga tingkat suhu tanah semoga tetap stabil.
2. Pemilihan Bibit
Pilihlah bibit buncis yang masih terlihat bagus, warna cerah, tidak kusut, tak berlubang. Pemilihan bibit yang sempurna akan bisa memudahkan perawatan serta menunjukkan hasil panen yang melimpah ruah.
3. Penanaman Bibit
Buatlah beberapa lubang pada bedengan berkisar 5-10cm dari tepian mulsa plastik, jarak antara lubang yakni 60 cm. Sebelum akan ditanami biji harus dicampur atau aduk dengan menggunakan insektisida Karbosulfan dengan tingkat takaran sebanyak 25g per 3kg bibit. Masukkan juga biji buncis kedalam lubang, 2 butir biji setiap lubang, selanjutnya tutup dengan menggunakan tanah.
BACA JUGA
Kiat Sukses Budidaya Tanaman Semangka Agar Hasil Maksimal
4. Pemupukan Tanah
Ini dilakukan pada ketika sedang olah tanah sebelum bedengan dilakukan, semoga pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya yakni Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha. Lalu diberikan pupuk lanjutan yang dilakukan pada ketika tumbuhan berusia 7 – 30 hst, dengan cara gabungan air dan pupuk dikocorkan kelubang tumbuhan dengan menggunakan takaran 200 – 250 ml tiap lubang tanaman. Komposisinya yakni NPK 35 – 45 kg/ha, insektisida yang bahannya aktif karbofuran 7kg/ha. Pemupukan tersebut dikerjakan 1 ahad sekali. Guna pemupukan seminggu 2-4 kali, telah tak menggunakan insektisida. Berikan insektisida guna membasmi hama yang terdapat didalam tanah.
Untuk pemupukan selanjutnya dilakukan pada ketika tumbuhan umur berumur 35 hst serta seterusnya. Komposisinya yakni NPK 280 kg/ha ataupun gabungan Phonska + ZA 300 kg/ha. Untuk cara pemupukannya yakni tanah ditugal sedalam 5cm pupuk dimasukkan kedalam lubang kemudian ditutup dengan menggunakan tanah. Jarak pupuk dengan batang tumbuhan buncis sekitar 5 cm. Pemupukan sendiri bisa dilakukan dengan interval selama 10 – 15 hari.
5. Pemeliharaan dan Perawatan
Penyiangan serta pencucian gulma dikerjakan 2 ahad sekali. Untuk penyiraman dikerjakan 1 ahad sekali dan sehabis proteksi pupuk ataupun apabila tanah bedengan nampak kering. Cara penyiraman yakni parit dialiri air seperempat dari tinggi bedengan, kemudian segera buang air penyiraman semoga bedengan cepat tiris guna menjaga tingkat kelembapan tanah. Pemasangan tajuk dikerjakan dikala tumbuhan berusia 10 hst. Tinggi dari tajuk sekitar 150 – 200 cm semoga batang serta daun bisa berkembang secara leluasa. Anda sanggup memasangkan tali gawar atau sering disebut tali salaran guna menghubungkan antar tajuk guna perambatan tanaman.
6. Daftar Hama Penyakit Penyerang Buncis
- Hama Ulat Polong
Ulat penggerek polong ini mempunyai berkepala hitam ini mula-mula mampunyai badan yang warnanya hijau pucat, kemudian jadi kemerahan. Tubuh ulat polong bentuknya silindris dengan panjang berkisar 15 mm.
- Hama Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun ini mempunyai badan yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning hingga putih buram. Ulat selanjutnya menjadi kepompong serta jadinya menjadi ngengat dengan sayap warnanya kuning berbercak hitam.
- Hama Kutu Daun
Kutu daun atau disebut Aphis gossypii mempunyai warna hijau bau tanah hingga hitam ataupun kuning cokelat. Hama ini sering menghasilkan embun madu jadi sering dikerumuni semut. Kutu ini sanggup merusak tumbuhan dengan mengisap cairan yang ada pada tanaman.
- Penyakit Embun Tepung
Penyakit embun tepung bisa diakibatkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan sendiri membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang bentuknya menyerupai tabung serta bundar telur.
- Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium bisa diakibatkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.phaseoli. Miseliumnya sanggup berupa benang yang warnanya putih. Cendawan bisa hidup di dalam tanah serta menginfeksi kepingan akar.
- Penyakit Hawar Daun
Penyakit hawar daun sering diakibatkan oleh basil Xanthomonas campestris. Bakteri tersebut masuk dan menyerang lewat luka bekas gigitan serangga, susukan dari hidatoda pada tepi daun, stomata, ataupun sistem perakaran tanaman.
7. Pemanenan Buncis
Tanaman buncis ini sudah mulai bisa Anda panen ketika tumbuhan sekitar 45 hst. Untuk buah yang siap dipetik warnanya putih bersih, padat. Pemanenan bisa dilakukan dengan interval selama 2-3 hari. Pemanenan sendiri bisa dilakukan hingga sebanyak 20 x panen dalam 1 kali budidaya, bergantung juga pada jenis varietas serta cara perawatannya.
Komentar
Posting Komentar