Mentimun atau bersahabat disebut timun ialah sebuah tumbuhan yang agak rentan terhadap serangan penyakit, maka akan membuthkan perawatan yang teliti dalam proses pembudidayaannya. Timun tumbuh secara baik pada tanah yang subur serta yang mempunyai banyak kandungan materi organik pH tanah antara 5,7 hingga 7, serta juga drainase yang baik, pencahayaan sinar matahari yang optimal selama 8 jam per hari. Nah, bagi Anda yang minat atau tertarik membudidayakan mentimun atau timun ini dengan mulsa plastik, silahkan simak klarifikasi berikut.
1. Penyiapan Bibit
Budidaya timun umumnya memperbanyak tumbuhan lewat media biji. Cara mendapat bibit yang baik ialah dengan menyeleksi timun yang pangkalnya agak kecil tetapi buahnya panjang serta juga besar. Biarkan buah timun tersebut masak dipohon langsung. Sesudah nampak bakal membusuk petik buah itu serta diamkan sektiar satu malam. Keesokan harinya, buah sanggup dibelah serta dikerok bijinya. Kemudian, masukkan kedalam daerah yang higienis kemudian diamkan kembali sektiar satu malam.
Sesudah itu, ayak biji timun di air mengalir hingga selaput yang menyelubunginya jadi hilang. Guna memudahkan pengelupasan selaputnya, campurkan halus debu pada bibit-bibit tersebut. Pada saat pengayakan kerjakan penyortiran biji. Pilihlah biji yang tenggelam, tak hanyut terbawa fatwa airnya. Selanjutnya jemur biji timun sekitar 2 hari. Sesudah dijemur lebih baik biji dikemas didalam botol beling yang sudah dibersihkan. Simpan biji selama 1-2 bulan sebelum akan dipergunakan untuk menghilangkan masa dormannya.
Bibit yang disimpan secara baik sanggup bertahan hingga 1 tahun. Sekitar 1 hari sebelum budidaya timun dikerjakan, siapkan bibit dengan cara direndam dahulu pada air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan pada kain berair serta lembab. Sesudah 15-24 jam umumnya bakal tumbuh tunas dari biji benih tersebut, serta bibit timun sekarang siap untuk ditanamkan.
2. Pengolahan Lahan (Secara Organik)
Langkah awalnya, bajak/balik tanah dengan kedalaman sekitar 20-30 cm, pada keadaan tanah dengan pH kurang dari 6 dan berikan kapur dolomit sekitar 1-2 ton per hektar, tergantung pada tingkat keasaman tanah. Campurkan dengan tanah serta dibiarkan sekitar 1-2 minggu. Berikutnya buatlah bedengan dengan lebar sekitar 1 meter tinggi 20-30 cm serta panjang menyesuaikan denagn kebutuhan. Buat jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Tutup bedengan tersebut dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
BACA JUGA
Berikan pupuk berupa pupuk kandang, lebih baik adonan dari kotoran ayam dengan kotoran kambing ataupun kotoran sapi 1:1. Cara derma pada pupuk sanggup Anda tebar dalam bedengan kemudian diaduk bersama dengan tanah, ataupun pribadi diletakan di lubang tanam. Letakkan pupuk sektiar 0,5-1 kg pada tiap-tiap lubang tanam. Total keperluan pupuk sendiri untuk 1 hektarnya ialah 20-30 ton. Sesudah Anda berikan pupuk biarkan lahan sekitar 1-2 minggu.
3. Penanaman Bibit
Tanam biji bibit yang sudah mulai bertunas, yang sudah disiapkan dengan cara yang telah dijelaskan di atas. Masukkan masing-masing 1 biji kedalam area lubang tanam kemudian tutup menggunakan tanah. Siram tiap pagi serta sore hari. Sesudah 2 hari umumnya biji bibit yang ditanam telah mulai tumbuh serta bertunas biar terlihat lebih tinggi.
4. Perawatan & Pemeliharaan
Pada usia 3-4 hari setelah tanam kerjakan pengontrolan tanaman, selanjutnya segeralah sulam jikalau ada tumbuhan yang mati ataupun gagal tumbuh dengan bibit baru. Bersihkan gulma yang ada disekitar area tanam. Pada usia sekitar 2 ahad setelah tanam, umumnya daun telah mulai muncul. Beri pupuk pelengkap semisal pupuk cair. Pupuk cair sanggup terbuat dari kotoran kambing yang sudah matang dan dicampur dengan menggunakan air. Komposisinya ialah campurankan 1 kg kotoran kambing dengan air sebanyak 1 liter.
Campuran itu tadi perlu didiamkan lebih dulu selama 1 minggu. Beri pupuk cair dengan cara menyiramnya pada tiap lubang tanam. Keperluan pupuk cair ialah 1 liter per meter persegi. Guna memperoleh buah yang baik, lebih baik pasang lenjer ataupun turus dibentuk dari bambu. Pasang 1 lenjer bambu guna tiap lubang tanam kemudian ikatkan tiap 4 lenjer bambu pada ujung atasnya. Bantu tumbuhan timun guna melilit ataupun memanjat pada bambu-bambu tersebut.
5. Penanganan Hama & Penyakit
Beberapa penyakit serta hama yang menyerang timun diantaranya disebut dengan istilah cacantal ataupun oteng-oteng. Hama tersebut menyerang daun serta sanggup mengakibatkan ajal pada tumbuhan dan tanaman. Selain itu, hama yang sering menyerang timun ialah ulat tanah. Hama tersebut umumnya menyerang batang yang jadi pangkal keluarnya daun ataupun buah.
Kedua hama tersebut sanggup dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang dibentuk dari ekstrak kipait serta gadung yang dicampurkan dengan air kencing kelinci. Penyakit yang sering menyerang pada budidaya timun ialah bacin daun, tepung putih, antraknosa, bercak daun serta bacin buah. Penyakit tersebut sanggup dikendalikan dengan kultur teknis semisal rotasi tumbuhan serta pembuangan serpihan tumbuhan yang terserang penyakit.
6. Pemanenan & Pasca Panen
Tanaman timun ini mulai berbunga sekitar 20 hari setelah masa tanam serta berbuah setelah 40 hari. Panen pertama dari budidaya mentimun umumnya dikerjakan setelah 75 hari. Pemanenan dikerjakan secara sedikit demi sedikit selama 1 hingga 1,5 bulan. Panen sanggup dikerjakan setiap hari, biasanya sanggup dipetik 1-2 buah tiap tanaman.
Produksi dari buah timun yang baik sanggup mencapai sekitar 30 ton tiap hektarnya. Mentimun hasil panen perlu diletakkan di area daerah sejuk lantaran buah timun bakal cepat kehilangan kandungan air didalamnya. Sesudah dipanen, umumnya timun-timun tersebut di pack dalam daerah yang mempunyai sirkulasi udara ataupun dimasukkan karung guna dijual ke pasar tradisional atau swalayan.
1. Penyiapan Bibit
Budidaya timun umumnya memperbanyak tumbuhan lewat media biji. Cara mendapat bibit yang baik ialah dengan menyeleksi timun yang pangkalnya agak kecil tetapi buahnya panjang serta juga besar. Biarkan buah timun tersebut masak dipohon langsung. Sesudah nampak bakal membusuk petik buah itu serta diamkan sektiar satu malam. Keesokan harinya, buah sanggup dibelah serta dikerok bijinya. Kemudian, masukkan kedalam daerah yang higienis kemudian diamkan kembali sektiar satu malam.
Sesudah itu, ayak biji timun di air mengalir hingga selaput yang menyelubunginya jadi hilang. Guna memudahkan pengelupasan selaputnya, campurkan halus debu pada bibit-bibit tersebut. Pada saat pengayakan kerjakan penyortiran biji. Pilihlah biji yang tenggelam, tak hanyut terbawa fatwa airnya. Selanjutnya jemur biji timun sekitar 2 hari. Sesudah dijemur lebih baik biji dikemas didalam botol beling yang sudah dibersihkan. Simpan biji selama 1-2 bulan sebelum akan dipergunakan untuk menghilangkan masa dormannya.
Bibit yang disimpan secara baik sanggup bertahan hingga 1 tahun. Sekitar 1 hari sebelum budidaya timun dikerjakan, siapkan bibit dengan cara direndam dahulu pada air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan pada kain berair serta lembab. Sesudah 15-24 jam umumnya bakal tumbuh tunas dari biji benih tersebut, serta bibit timun sekarang siap untuk ditanamkan.
2. Pengolahan Lahan (Secara Organik)
Langkah awalnya, bajak/balik tanah dengan kedalaman sekitar 20-30 cm, pada keadaan tanah dengan pH kurang dari 6 dan berikan kapur dolomit sekitar 1-2 ton per hektar, tergantung pada tingkat keasaman tanah. Campurkan dengan tanah serta dibiarkan sekitar 1-2 minggu. Berikutnya buatlah bedengan dengan lebar sekitar 1 meter tinggi 20-30 cm serta panjang menyesuaikan denagn kebutuhan. Buat jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Tutup bedengan tersebut dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
BACA JUGA
Manis Melonnya, Cukup Plastik Mulsa Media Tanamnya
Kenapa Petani Kentang Wajib Mengaplikasikan Mulsa Plastik ?
Apa Sih Tanaman Holtikultura ?
Sudah Amankah Tanaman Sawi Anda dari Hama & Penyakit Berikut
Kegunaan plastik mulsa hitam perak sendiri untuk mempertahankan tingkat kelembapan pada tanah, lantaran timun lebih baik ditanamkan saat ekspresi dominan kemarau yang penyinarannya menyeluruh atau penuh. Tetapi, area perakaran guna mentimun perlulan tetap dijaga tingkat kelembabannya. Kemudian, buatlah lubang tanam pada permukaan plastik mulsa dengan diameter yakni 10 cm, tiap bedengan terdiri dari 2 baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris tersebut ialah 40 cm serta jarak antar baris yakni 50-60 cm.Berikan pupuk berupa pupuk kandang, lebih baik adonan dari kotoran ayam dengan kotoran kambing ataupun kotoran sapi 1:1. Cara derma pada pupuk sanggup Anda tebar dalam bedengan kemudian diaduk bersama dengan tanah, ataupun pribadi diletakan di lubang tanam. Letakkan pupuk sektiar 0,5-1 kg pada tiap-tiap lubang tanam. Total keperluan pupuk sendiri untuk 1 hektarnya ialah 20-30 ton. Sesudah Anda berikan pupuk biarkan lahan sekitar 1-2 minggu.
3. Penanaman Bibit
Tanam biji bibit yang sudah mulai bertunas, yang sudah disiapkan dengan cara yang telah dijelaskan di atas. Masukkan masing-masing 1 biji kedalam area lubang tanam kemudian tutup menggunakan tanah. Siram tiap pagi serta sore hari. Sesudah 2 hari umumnya biji bibit yang ditanam telah mulai tumbuh serta bertunas biar terlihat lebih tinggi.
4. Perawatan & Pemeliharaan
Pada usia 3-4 hari setelah tanam kerjakan pengontrolan tanaman, selanjutnya segeralah sulam jikalau ada tumbuhan yang mati ataupun gagal tumbuh dengan bibit baru. Bersihkan gulma yang ada disekitar area tanam. Pada usia sekitar 2 ahad setelah tanam, umumnya daun telah mulai muncul. Beri pupuk pelengkap semisal pupuk cair. Pupuk cair sanggup terbuat dari kotoran kambing yang sudah matang dan dicampur dengan menggunakan air. Komposisinya ialah campurankan 1 kg kotoran kambing dengan air sebanyak 1 liter.
Campuran itu tadi perlu didiamkan lebih dulu selama 1 minggu. Beri pupuk cair dengan cara menyiramnya pada tiap lubang tanam. Keperluan pupuk cair ialah 1 liter per meter persegi. Guna memperoleh buah yang baik, lebih baik pasang lenjer ataupun turus dibentuk dari bambu. Pasang 1 lenjer bambu guna tiap lubang tanam kemudian ikatkan tiap 4 lenjer bambu pada ujung atasnya. Bantu tumbuhan timun guna melilit ataupun memanjat pada bambu-bambu tersebut.
5. Penanganan Hama & Penyakit
Beberapa penyakit serta hama yang menyerang timun diantaranya disebut dengan istilah cacantal ataupun oteng-oteng. Hama tersebut menyerang daun serta sanggup mengakibatkan ajal pada tumbuhan dan tanaman. Selain itu, hama yang sering menyerang timun ialah ulat tanah. Hama tersebut umumnya menyerang batang yang jadi pangkal keluarnya daun ataupun buah.
Kedua hama tersebut sanggup dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang dibentuk dari ekstrak kipait serta gadung yang dicampurkan dengan air kencing kelinci. Penyakit yang sering menyerang pada budidaya timun ialah bacin daun, tepung putih, antraknosa, bercak daun serta bacin buah. Penyakit tersebut sanggup dikendalikan dengan kultur teknis semisal rotasi tumbuhan serta pembuangan serpihan tumbuhan yang terserang penyakit.
6. Pemanenan & Pasca Panen
Tanaman timun ini mulai berbunga sekitar 20 hari setelah masa tanam serta berbuah setelah 40 hari. Panen pertama dari budidaya mentimun umumnya dikerjakan setelah 75 hari. Pemanenan dikerjakan secara sedikit demi sedikit selama 1 hingga 1,5 bulan. Panen sanggup dikerjakan setiap hari, biasanya sanggup dipetik 1-2 buah tiap tanaman.
Produksi dari buah timun yang baik sanggup mencapai sekitar 30 ton tiap hektarnya. Mentimun hasil panen perlu diletakkan di area daerah sejuk lantaran buah timun bakal cepat kehilangan kandungan air didalamnya. Sesudah dipanen, umumnya timun-timun tersebut di pack dalam daerah yang mempunyai sirkulasi udara ataupun dimasukkan karung guna dijual ke pasar tradisional atau swalayan.
Komentar
Posting Komentar