Budidaya tumbuhan pangan maupun binatang sumber protein merupakan bentuk kecerdasan insan demi memenuhi kebutuhannya akan materi makanan. Pemenuhan kebutuhan ini pula yang menawarkan aneka macam ilham untuk meningkatkan produksi hasil pertanian.
Salah satu cara meningkatkan produksi yaitu dengan penggunaan mulsa. Mulsa sudah usang dikenal sebagai sarana menutup tanah pertanian supaya pertumbuhan gulma sanggup dikendalikan. Dahulu mulsa terbuat dari bahan-bahan organik menyerupai batu, jerami, daun-daun kering, dan sebagainya. Kini mulsa dibentuk lebih mudah dengan materi plastik.
Salah satu mulsa berbahan plastik yaitu mulsa hitam perak. Mulsa jenis ini mempunyai dua warna, hitam dan perak. Salah satu sisi berwarna hitam dan sisi lainnya berwarna perak. Warna perak dipakai menghadap ke penggalan luar atau menghadap ke matahari. Fungsi pewarnaan perak yaitu untuk memantulkan cahaya matahari. Pada tanaman, pantulan cahaya matahari dari mulsa membantu proses fotosintesis. Dengan begitu, proses fotosintesis menjadi optimal. Pada tambak, pantulan cahaya matahari pada mulsa membantu mengurangi pertumbuhan basil dan jamur sehingga kualitas air tetap terjaga.
Warna hitam dipakai di penggalan bawah, yang eksklusif menghadap tanah. Warna hitam menyerap cahaya matahari sehingga tanah akan tetap lembab. Tanah yang lembab merupakan kawasan tumbuh optimal bagi akar. Ketiadaan cahaya matahari di bawah lapisan mulsa akan menghambat bahkan menghilangkan pertumbuhan gulma.
Pada tambak, penggunaan mulsa hitam perak lebih irit dan kondusif dibandingkan dengan mulsa plastik jenis lain, menyerupai jenis HDPE. Mulsa jenis HDPE memang cukup tahan usang untuk dipakai di tambak-tambak. Namun keawetannya ini justru menjadi kerugian pada penggunaan untuk tambak. Karena awetnya, kebocoran kecil jadi lebih sulit dideteksi. Akibatnya petambak akan terlambat mengantisipasi atau memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Mulsa plastik hitam perak hanya sanggup dipakai 1,5 kali.
Akibatnya, plastik mulsa akan cepat diganti jikalau isi tambak telah dipanen. Karena harus sering diganti, maka tiap kali selesai panen, maka tambak akan mulai diisi lagi dengan mulsa yang baru. Konsekuensinya tentu sudah dipahami bersama, tambak menjadi selalu fresh. Ini bermanfaat untuk mengendalikan jumlah basil yang masuk ke dalam tambak selama proses pemeliharaan.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak pada tambak telah terbukti meningkatkan hasil panen. Jumlah basil dan jamur yang terkendali berdampak pada kesehatan binatang tambak. Kesehatan yang baik akan berdampak pada nafsu makan yang baik pula. Tidak mengherankan jikalau hasil final dari panen tambak sanggup mencapai 1,5-2 kali lipat hasil produksi pada tambak yang memakai mulsa HDPE.
Pengendalian basil dan jamur pengganggu juga berlaku pada tumbuhan yang memakai mulsa plastik hitam perak. Cahaya matahari yang dipantulkan ke atas sangat baik bagi dedaunan namun kurang baik bagi kutu-kutu daun maupun serangga yang sering bersembunyi di balik dedaunan. Warna hitam di penggalan bawah pun menyerap semua cahaya matahari sehingga basil enggan hidup di bagina bawah mulsa.
Berbagai macam keunggulan di atas telah membawa kita pada kesimpulan bahwa mulsa plastik hitam perak merupakan pilihan sempurna bagi para petani maupun petambak. Petani maupun petambak yang melaksanakan budidaya sanggup menangguk hasil yang lebih besar dengan perjuangan yang minimal. Inilah yang disebut dengan efisiensi. Ketika ongkos produksi sanggup ditekan, maka laba akan meningkat walaupun harga jual hasil pertaniannya tetap.
Komentar
Posting Komentar